
Duel Carok Maut di Lumajang, Saksi Terkejut
Pada Minggu, 23 Februari 2025, warga Desa Tanggung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, dikejutkan oleh duel carok antara dua pedagang petai. Perkelahian dengan senjata tajam itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB dan berlangsung singkat namun mematikan. Salah satu pedagang tewas di lokasi kejadian akibat luka bacokan, sementara lawannya mengalami luka parah dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut saksi mata, pertikaian itu bermula dari adu mulut yang tiba-tiba berujung pada perkelahian sengit menggunakan celurit. Beberapa pedagang lain di pasar berusaha melerai, tetapi tidak berhasil menghentikan bentrokan yang berlangsung begitu cepat.
Polisi Dalami Motif Pertikaian
Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Pras Ardinata, menyatakan bahwa kedua pria yang terlibat adalah tetangga yang sudah lama berjualan petai di pasar tersebut. Meski ada dugaan pertikaian terkait persaingan bisnis atau masalah pribadi, polisi belum dapat memastikan motif utamanya.
“Untuk sementara, kami masih mengumpulkan keterangan dari saksi dan pihak keluarga. Kami juga menunggu kondisi korban yang selamat agar bisa memberikan keterangan lebih lanjut,” ujar AKP Pras Ardinata.
Keluarga Korban Menolak Otopsi
Pihak keluarga korban yang meninggal dunia menolak dilakukannya otopsi dan meminta agar jenazah segera dimakamkan. Menurut mereka, insiden ini sudah dianggap sebagai musibah, dan mereka tidak ingin memperpanjang permasalahan dengan proses forensik.
Sementara itu, keluarga korban yang selamat belum memberikan pernyataan resmi, karena masih fokus pada pemulihan kondisi korban yang mengalami luka parah.
Tradisi Carok, Konflik yang Berujung Maut
Carok merupakan tradisi pertarungan khas Madura yang menggunakan senjata tajam, terutama celurit, sebagai bentuk penyelesaian konflik. Meski awalnya berakar pada pembelaan kehormatan, dalam perkembangannya, carok seringkali terjadi karena konflik sepele yang berujung pada kematian.
Di beberapa daerah, duel carok masih terjadi meskipun pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah untuk meredam budaya kekerasan ini. Konflik terkait ekonomi, harga diri, atau bahkan urusan pribadi sering menjadi pemicu utama duel berdarah seperti yang terjadi di Lumajang.
Penyelidikan Terus Berlanjut, Warga Diminta Tetap Tenang
Hingga kini, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini dan mengumpulkan bukti tambahan. Polisi berjanji akan mengusut tuntas motif di balik duel maut ini serta memastikan tidak ada potensi konflik lanjutan di antara keluarga korban.
Kapolres Lumajang juga mengimbau warga agar tidak terpancing provokasi dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak berwajib. “Kami akan memastikan keamanan di lokasi kejadian dan mengantisipasi kemungkinan adanya aksi balasan dari pihak keluarga,” ujarnya.
Masyarakat sekitar berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, mengingat betapa tragisnya dampak dari duel carok yang berakhir dengan nyawa melayang dan luka mendalam bagi keluarga korban.