Sektor Pertanian Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pada kuartal pertama tahun 2025, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87% secara tahunan (year-on-year). Meskipun angka ini merupakan yang paling lambat sejak kuartal III tahun 2021, hal ini tetap menunjukkan ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih berlangsung, seperti perlambatan pertumbuhan dunia dan fluktuasi harga komoditas. Laju pertumbuhan ini menjadi refleksi atas kombinasi antara sektor-sektor yang tumbuh positif dan sektor-sektor yang mengalami kontraksi.

Pertanian Menjadi Pilar Utama Pertumbuhan Ekonomi

Sektor pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 10,52%, jauh melampaui sektor-sektor lain. Hal ini didorong oleh musim panen raya dan meningkatnya produksi komoditas utama seperti padi dan jagung, terutama di sentra-sentra produksi besar. Dari sisi kontribusi terhadap pertumbuhan nasional, sektor pertanian menyumbang 1,11%, menjadikannya penopang terbesar dari keseluruhan laju pertumbuhan ekonomi kuartal ini.

Sektor Lain Bertumbuh, Tapi Tak Mendominasi

Selain pertanian, sektor industri pengolahan tumbuh 4,55% dengan kontribusi 0,93%, sektor perdagangan tumbuh 5,03% (kontribusi 0,66%), dan sektor informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan tertinggi kedua, yakni 7,72%, dengan kontribusi sebesar 0,53%. Namun demikian, kontribusi ketiga sektor tersebut masih berada di bawah sektor pertanian.

Tantangan dari Sektor Lain dan Konsumsi Domestik

Sementara itu, beberapa sektor masih menghadapi tekanan. Sektor pertambangan mengalami kontraksi 1,23%, terutama karena turunnya harga batu bara dan permintaan global yang melemah. Selain itu, konsumsi rumah tangga—yang merupakan komponen utama dalam struktur ekonomi nasional—tumbuh hanya 4,89%, menjadi yang terendah dalam lima kuartal terakhir. Investasi juga melemah dengan pertumbuhan 2,12%, menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir. Belanja pemerintah bahkan mengalami kontraksi, memperlihatkan penurunan daya dorong dari sisi fiskal.

Prospek dan Arah Kebijakan Ekonomi ke Depan

Menurut Fakhrul Fulvian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, capaian pertumbuhan 4,87% ini tetap mencerminkan ketahanan ekonomi nasional, terutama berkat kinerja sektor pertanian. Ia menyarankan agar pemerintah terus mendukung sektor ini melalui program ketahanan pangan, modernisasi alat pertanian, dan peningkatan akses pasar.

Kesimpulan: Pertanian Jadi Andalan, Tapi Diversifikasi Diperlukan

Dengan kontribusi kuat dari sektor pertanian, ekonomi Indonesia mampu tetap tumbuh stabil di tengah tekanan eksternal. Namun, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, penguatan sektor lain seperti industri pengolahan, jasa, dan investasi tetap menjadi hal yang mendesak. Diversifikasi dan inovasi menjadi kunci agar ketergantungan terhadap sektor tertentu tidak menjadi risiko di masa depan.